Senimusik bisa dihasilkan dengan bantuan alat musik seperti gitar, piano, drum, trumpet, biola, seruling, dan lain-lain. Musik yang dihasilkan pun bisa dibagi menjadi berbagai genre, sebut saja seperti pop, rock, R&B, hip hop, jazz, reggae, blues, dangdut, keroncong, dan sebagainya. Seni Tari. Berikutnya adalah juga cabang seni tari.
Perbanyakmelakukan pengamatan pada penampilan tari supaya dapat menemukan keunikan, kekhasan, serta maknanya. 2. Apresiasi Keunikan Gerak Tari Nusantara. Sebagai langkah apresiasi seni tari Nusantara bisa diwujudkan dengan memahami keunikan gerak tari Nusantara.
Darihasil pengolahan suatu gerakan atau gerak yang telah mengalami sitisasi atau distorsi lahir dua jenis gerak tari. Pertama, gerak tari yang bersifat gerak murni dan yang kedua bersifat gerak maknawi. Gerak murni adalah gerak tari dari hasil pengolahan gerak yang dalam pengungkapannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak tari itu.
Taridalam konteks pendidikan menurut Yulianti Parani (1984), merupakan kegiatan yang kreatif dan konstruktif, serta menumbuhkan intensitas emosional dan makna-makna. Ia dapat menjadi aktivitas rekreasi, tetapi juga dapat menjadi alat ekspresi dan laku estetis, dan disinilah letak nilainya bagi anak-anak.
Vay Nhanh Fast Money. Motivasi belajar seni tari sangat penting dimiliki mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran seni tari dengan menggunakan kegiatan apresiasi seni. Motivasi merupakan hasrat untuk belajar individu. Secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi merujuk kepada seluruh proses bergerak yang mendorong dan timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan akhir dari gerakan atau perbuatan. Hasrat yang harus terus di olah dan ditumbuhkan dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan apresiasi, karena dalam berapresiasi seni mengandung kepekaan estetik, begitu pula dalam berekspresi seni juga mengandung kepekaan estetik, dan dalam berkreasi seni juga bergulat dengan keestetikaan. Proses yang demikian ini akan menjadikan pengalaman estetik bagi peserta didik sesuai dengan keinginan bagi kepentingan pendidikan estetika melalui pembelajaran seni tari. Ketika pengalaman seperti ini dilakukan berulang-ulang maka diharapkan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari semakin meningkat. Peningkatan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari diharapkan dapat memotivasi mahasiswa terhadap pembelajaran seni tari di kelas. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 1 KAJIAN TENTANG MOTIVASI BELAJAR SENI TARI MELALUI KEGIATAN APRESIASI SENI PADA MAHASISWA PGSD Hayani Wulandari Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta Abstrak Motivasi belajar seni tari sangat penting dimiliki mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran seni tari dengan menggunakan kegiatan apresiasi seni. Motivasi merupakan hasrat untuk belajar individu. Secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi merujuk kepada seluruh proses bergerak yang mendorong dan timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan akhir dari gerakan atau perbuatan. Hasrat yang harus terus di olah dan ditumbuhkan dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan apresiasi, karena dalam berapresiasi seni mengandung kepekaan estetik, begitu pula dalam berekspresi seni juga mengandung kepekaan estetik, dan dalam berkreasi seni juga bergulat dengan keestetikaan. Proses yang demikian ini akan menjadikan pengalaman estetik bagi peserta didik sesuai dengan keinginan bagi kepentingan pendidikan estetika melalui pembelajaran seni tari. Ketika pengalaman seperti ini dilakukan berulang-ulang maka diharapkan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari semakin meningkat. Peningkatan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari diharapkan dapat memotivasi mahasiswa terhadap pembelajaran seni tari di kelas. Kata kunci Motivasi belajar, kegiatan apresiasi seni A. Pendahuluan 1. Rasional Pada hakekatnya pendidikan nasional merupakan usaha yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional memiliki fungsi sebagai frame of reference untuk selanjutnya dijabarkan menjadi tujuan instruksional Arikunto, 1989. Pendidikan mencakup pengajaran, sehingga dapat dipahami betapa pentingnya aspek pemberian pengetahuan. Atas dasar tersebut, maka perlu dipikirkan agar pengetahuan yang diperoleh anak didik dapat menghasilkan perbuatan dan perlakuan yang baik Barnadib, 1979. Usaha meningkatkan kualitas manusia, pendidikan dipakai untuk meneruskan nilai-nilai kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lembaga pendidikan formal yang salah satu tujuannya menggali dan mengembangkan hasil kebudayaan manusia adalah sekolah. Pendidikan formal di sekolah diharapkan tidak hanya memberikan pendidikan yang berkaitan dengan upaya perkembangan intelektual saja, akan tetapi harus memperhatikan pula perkembangan emosionalnya. Salah satu cabang pendidikan yang menunjang perkembangan emosional adalah dengan memberikan pendidikan kesenian. Pendidikan seni merupakan pendidikan sikap estetis untuk membantu membentuk manusia Indonesia seutuhnya dan seimbang, selaras dalam perkembangan pribadi dengan memperhatikan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar serta hubungan denganTuban Depdikbud, 1993. Salah satu cabang seni yang diajarkan disekolah adalah seni tari. Seni tari adalah sarana ekspresi manusia yang paling dasar yang diungkapkan lewat gerak. Gerak dalam tari adalah gerak yang sudah diolah Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 2 sedemikian rupa sehingga menjadi gerak yang indah. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Oleh karena seni tari memiliki tempat yang penting dalam kehidupan manusia baik secara kelompok maupun individu, maka seni tari selalu dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Pendidikan seni tari merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai pengaruh terhadap pengembangan emosi, karena pendidikan seni tari tidak hanya menuntut ketrampilan gerak saja, melainkan penguasaan emosi dan pikiran. Keseimbangan unsur-unsur tersebut terlihat pada saat anak menari, karena dalam membawakan suatu gerak tari, diperlukan pula suatu penguasaan emosi sesuai dengan sifat-sifat geraknya secara pemusatan daya pikir. Meskipun tampak sebagai kegiatan fisik, seni tari juga melatih kepekaan rasa dan ketajaman berpikir. Pendidikan seni tari juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan tingkah laku anak, karena melalui pendidikan seni tari anak dapat mengintegrasikan segenap pengalaman jiwanya. Pengalaman jiwa tersebut baik disengaja maupun tidak disengaja, secara langsung dapat mempengaruhi tingkah laku serta kepribadian seseorang. Pendidikan seni tari tidak hanya melahirkan manusia yang berpengetahuan semata tetapi sekaligus mendidik manusia yang terarah atau berbudi pekerti luhur. Pendidikan seni tari merupakan salah satu bagian penting yang mempengaruhi pembentukan kepribadian serta tingkah laku anak, maka kita berupaya untuk memperkenalkan nila-nilai seni tari sejak awal. Secara khusus tujuan pengajaran seni tari adalah agar a siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, menarik manfaat pembelajaran seni tari, b siswa memiliki sikap kebersamaan dan tenggang rasa, bertanggung jawab sehingga anak dapat membawa diri dalam pergaulan Hidajat, 2005. 2. Ruang Lingkup Pendidikan seni tari dalam kurikulum PGSD merupakan salah satu mata kuliah khusus yang diberikan kepada mahasiswa di semester 3 tiga. Standar kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari mata kuliah ini yaitu mahasiswa dapat memahami pengertian, pengetahuan dasar, bereksplorasi serta berapresiasi tari. Lingkup bahan perkuliahan Pendidikan Seni Tari adalah materi yang dapat menunjang mahasiswa untuk mengenal dan melakukan eksplorasi, apresiasi, mencipta karya tari untuk anak-anak dan dan ditampilkan dalam sebuah pagelaran yang di apresiasi oleh siwa-siswi, guru-guru SD, dan kalangan masyarakat umum. Pemberian materi perkuliahan dilakukan secara teori dan praktik tari. Materi teori bertujuan sebagai pengenalan dan pemahaman terhadap suatu masalah seni, sedangkan praktik tari bertujuan melibatkan siswa secara langsung untuk mendapatkan pengalaman kreatif guna menuju pengembangan kreatif. Pembelajaran seni tari di PGSD cenderung menggunakan model demonstrasi yaitu dosen memberikan contoh ragam tari yang bersumber dari gerak-gerak keseharian dan gerak menyerupai hewan dan tumbuhan, kemudian mahasiswa diminta untuk mengeksplor dan mengembangkan ide-ide yang kreatif, sehingga diharapan menjadikan mahasiswa untuk menuju pengembangan yang kreatif semakin meningkat. Langkah-Iangkah tersebut kiranya masih perlu diperkuat dengan strategi pembelajaran yang lebih tepat dan efektif, agar mahasiswa akan lebih tertarik, sehingga pembelajaran seni tari yang diisyaratkan dalam kurikulum dapat tercapai. Kenyataan di lapangan dalam pembelajaran seni tari kadang Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 3 mahasiswa kelihatan kurang bersemangat. Hal tersebut dimungkinkan karena dosen lebih banyak menyampaikan materi dengan model demonstrasi. Untuk mengatasi sikap mahasiswa yang demikian, dimungkinkan akan lebih baik apabila lebih banyak memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman berapresiasi seni baik secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya, dalam tulisan ini akan diuraikan lebih jelas tentang motivasi belajar seni tari melalui kegiatan apresiasi seni. B. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat Sofyan, 2004. Dikatakan pula bahwa motivasi tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku yang berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motivasi akan mendorong keberhasilan siswa menyelesaikan belajarya baik dalam proses maupun hasil belajarnya. Selain itu, menurut Slamet 1988 motivasi adalah sebagai pendorong manusia untuk berbuat agar tujuan untuk memenuhi kebutuhan, kegiatan tersebut dilakukan secara kolektip. Motivasi merupakan hasrat untuk belajar individu. Secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi merujuk kepada seluruh proses bergerak yang mendorong dan timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan akhir dari gerakan atau perbuatan. Dengan peranan seperti itu maka motivasi belajar menjadi faktor yang sangat penting bagi siswa, guna mencapai hasil belajar yang optimal Sardiman, 1988. Melihat teori motivasi tersebut terlihat bahwa aktifitas yang termotivasi berarti tingkah laku mereka diarahkan pada pencapaian tujuan yang memberi kepuasan tertentu dan di mana perbuatan itu didasarkan pada adanya kebutuhan sebagai faktor pendorong Motivasi dapat terbagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Schunk 2012 menyatakan bahwa motivasi intrinsic mengacu pada motivasi yang melibatkan diri dalam sebuah aktivitas karena nilai/manfaat aktifitas itu sendiri aktifitas itu sendiri merupakan sebuah tujuan akhir. Individu-individu yang termotivasi secara intrinsik mengerjakan tugas-tugas tersebut menyenangkan. Partisipasi pengerjaan tugas merupakan penghargaan yang didapatkan dari pengerjaan tugas itu sendiri dan tidak bergantung pada penghargaan eksplisit atau pembatas ekternal lain. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi melibatkan diri dalam sebuah aktifitas sebagai suatu cara mencapai sebuah tujuan. Individu-individu yang termotivasi secara ekstrinsik mengerjakan tugas-tugas karena mereka meyakini bahwa partisipasi tersebut akan menyebabkan berbagai konsekwensi yang diinginkan, seperti mendapatkan hadiah, menerima pujian dari guru, atau terhindar dari hukuman. Lepper dan Hodell Schunk, 2012, mengidentifikasikan empat sumber utama motivasi intrinsik, yaitu 1 tantangan, 2 keingintahuan, 3 kontrol, 4 fantasi. Motivasi intrinsik mungkin bergantung pada para murid mendapati bahwa aktifitas-aktifitas yang bersifat menantang, seperti ketika tujuan-tujuan berada pada level kesulitan menengah dan keberhasilan tidak pasti terjadi. Motivasi intrinsik juga mungkin bergantung pada keingintahuan para pembelajar yang distimulasi oleh aktivitas yang mengejutkan, tidak kongruen, atau memiliki kesenjangan dengan ide-ide mereka yang sudah ada sebelumnya. Motivasi intrinsik sebagian berasal dari pengalaman para murid merasakan kontrol atas pembelajaran dan partisipasi pengerjaan tugas mereka. Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 4 Aktivitas yang membantu para siswa menjadi terlibat dalam khayalan dan fantasi mungkin meningkatkan motivasi intrinsik. Berangkat dari teori-teori motivasi tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku tertentu yang lebih baik dari sebelumnya. 2. Pendekatan Apresiasi Seni Pendekatan Apresiasi Seni adalah pendekatan yang menghargai seseorang sebagai subyek yang secara langsung menikmati dan menanggapi karya seni. Apresiasi adalah upaya untuk pengenalan terhadap obyek seni. Apresiasi dapat dimaknai secara aktif dan pasif. Apresiasi aktif yakni kegiatan apresiasi dengan melibatkan peserta dalam kegiatan tertentu. Misalnya, seorang ikut menari, atau juga dapat ditempuh dengan memberi tanggapan atau kritikan terhadap karya yang diamati. Apresiasi pasif dapat dilakukan ketika seseorang menyaksikan pertunjukan tanpa ada tindakan untuk mengkritik atau menilai pertunjukan tersebut. Apresiasi itu sendiri secara konsep menurut Gove Dostia dan Aminudin, 1987 adalah suatu pengenalan seni melalui perasaan dan kepekaan batin terhadap seni yang diperkenalkan sampai pada suatu keadaan memahami serta mengakui terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan oleh seniman. Sejalan dengan itu Smith Sutopo, 1989 menyatakan bahwa apresiasi merupakan proses pengenalan dan pemahaman nilai karya seni, untuk menghargainya, dan menafsir makna yang terkandung di dari konsep dan/atau pemahaman tentang apresiasi dan ekspresi/ kreasi seperti yang telah dikemukakan, jika dihubungkan dengan pembelajaran seni dalam hubungannya dengan pencapaian pendidikan estetika, tampaknya akan menjadi sarana ketersampaiannya. Alasan dari pemikiran ini adalah dalam berapresiasi seni mengandung kepekaan estetik, begitu pula dalam berekspresi seni juga mengandung kepekaan estetik, dan dalam berkreasi seni juga bergulat dengan keestetikaan. Proses yang demikian akan menjadikan pengalaman estetik bagi peserta didik sesuai dengan keinginan bagi kepentingan pendidikan estetika melalui pembelajaran seni tari. Dalam tulisan ini yang diuraikan adalah apresiasi seni secara aktif. Adapun caranya adalah dalam pembelajaran Seni Tari di PGSD kepada mahasiswa, selain pembelajaran secara demonstrasi juga akan disajikan rekaman video tentang tari-tarian baik tari klasik, tari kreasi baru, dan tari kerakyatan, serta tari daerah lain. Selain hal tersebut, mahasiswa akan diajak untuk melihat pertunjukan secara langsung. Ketika pengalaman seperti ini dilakukan berulang-ulang maka diharapkan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari semakin meningkat. Dengan meningkatnya daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari diharapkan dapat memotivasi mahasiswa terhadap pembelajaran seni tari dikelas. C. Pembahasan Kajian tentang motivasi belajar seni tari melalui kegiatan apresiasi seni pada mahasiswa PGSD merupakan sebuah deskripsi tentang sebuah kebutuhan yang diperlukan dan diperhatikan buat semua siswa, yaitu motivasi. Aktifitas belajar tidak mungkin jadi bermakna bagi siswa hanya dengan memberitahukan kepadanya alasan pentingnya aktivitas belajar. Melainkan aktivitas belajar yang bermakna menuntut suatu pengorganisasian kembali proses belajar mengajar. Guru menjadi fasilitator yang menyediakan sarana Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 5 belajar bagi murid-muridnya agar mereka mencapai tujuan-tujuannya atau pun menyelesaikan berbagai masalah yang penting baginya. Proses motivasi mendasari perilaku manusia. Motivasi melibatkan kognisi atau pemikiran, keyakinan, tujuan dan penggambaran diri yang dimiliki oleh individu. Motivasi berubah seiring dengan perkembangan manusia. Para guru harus memahami berbagai pengaruh terkait motivasi menurut level usia perkembangan murid yang sedang mereka ajar, sehingga mereka dapat mencoba mengoptimalkan motivasi murid-muridnya. Adapun sasarannya menurut Sofyan 2004 adalah sebagai berikut a mendorong manusia untuk melakukan suatu aktifitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan, b menentukan arah tujuan yang hendak dicapai, c menentukan perbuatan apayang harus dilakukan. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat diartikan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai . Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja. Jadi suatu kegiatan belajar adalah upaya mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, serta aspek sikap Sofyan, 2004. Dikatakan pula bahwa, motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena diakibatkan oleh faktor intrinsik yang berupa hasrat dan keinginan berhasil sera dorongan kebutuhan belajar untukmencapai cita-cita yang diharapkan. Guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar Boekaerts, Pintrich, dan Zeidner, 2000; Stipek dalam Santrock, 2010. Para ahli psikologi pendidikan semakin percaya bahwa motivasi ini paling baik didorong dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di dunia nyata, agar setiap siswa berkesempatan menemui sesuatu yang baru dan sulit Brophy dalam Santrock, 2010. Guru yang efektif tahu bahwa siswa akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya. Guru yang baik memberikan kesempatan kepada murid untuk berfikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri Runco dalam Santrock, 2010. Seni tari sebagai materi pendidikan sudah memasuki berbagai lingkungan lembaga pendidikan dan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, meski pun hingga saat ini konsep pendidikan seni tari yang telah dikembangkan oleh para pakar pendidikan seni belum maksimal Hidajat, 2005. Secara konseptual, setidaknya terdapat tiga prinsip dalam tujuan pendidikan seni termasuk Seni Tari. Tiga prinsip yang dimaksud, yaitu I sebuah strategi atau cara memupuk, mengembangkan sesitivitas dan kreativitas; 2 memberi peluang seluas-Iuasnya kepada siswa untuk berekspresi; dan 3 mengembangkan pribadi anak ke arah pembentukan pribadi yang utuh dan menyeluruh, baik secara individu, sosial, maupun budaya. Langkah-langkah apresiasi yang dikembangkan adalah pertama, mengenalkan materi secara kontekstual dan disertai dengan penikmatan dengan cara menyaksikan sebuah sajian tari yang akan diapresiasi. Kedua adalah memahami. Pengertian memahami di sini adalah pemahaman secara tekstual dan kontekstual. Pemahaman tekstual adalah pemahaman tentang seninya dalam hubungannya dengan materi teks/tarinya. Pemahaman kontekstual berkaitan dengan segala sesuatu yang Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 6 berkait dengan teks/materi tarinya. Pemahaman konteks bisa dihubungkan dengan keadaan dan kesejarahan munculnya tari, lingkungan sosial budaya, keadaan dan kesejarahan lingkungan fisik atas tari yang diapresiasi tersebut, dan bisa juga dihubungkan dengan keadaan kehidupan sehari-hari si apresiator. Dalam pemahaman konteks ini semakin lengkap yang dikaitkan dengan keberadaan tari itu semakin bagus. Pemahaman teks tarian adalah berkait dengan teksnya/materi tarinya atau tentang tarinya. Dengan demikian pemahaman tekstual ini akan sangat erat hubungannya dengan unsur-unsur gerak tari/ komposisi gerak, rias dan busana, serta iringan. Jika dianalisis berdasar model analisis tari, sisi gerak ini misalnya bisa dilihat dari unsur gerak kepala, badan, dan kaki. Rias dan busana misalnya dapat dilihat dari misalnya rias cantik dan rias karakter. Iringan misalnya dilihat dari iringan eksternal dan internal. Iringan eksternal dimaksudkan dengan iringan yang berasal dari luar tubuh penari. Iringan internal berkait dengan iringan yang didapat dari tubuh penari atau suara-suara dari tubuh penari. Ketiga, adalah penghayatan. Pada pemahaman penghayatan ini dikaitkan dengan penjiwaan. Dalam hubungannya dengan ini bisa dikaitkan dengan mengekspresikan isi cerita tari yang dibawakan dan karakter tari. Mengekspresikan isi cerita tari misalnya, cerita yang berkait dengan temanya, misal tema binatang, tema tumbuhan, tema kepahlawanan, tema kegembiraan, tema kesedihan. Penghayatan karakter, misalnya karakter gagah, karakter putri, dan karakter halus. Keempat, adalah evaluasi. Pada pemahaman evaluasi berkait dengan penilaian. Penilaian berhubungan dengan baik buruk. Dalam konteks ini pengertian baik dan buruk bisa dihubungkan dengan makna tari bagi jiwa kita. Artinya apakah tari itu misalnya bisa kita nikmati, apakah tari itu bisa menumbuhkan imajinasi, dan apakah tari itu bisa mewujudkan nilai budaya. Intinya termasuk apakah tari itu dapat kita jadikan alat ekspresi estetik. Jika evaluasi kita atau penilaian kita terhadap tari itu banyak positifnya, maka kita akan menghargai tari tersebut. Dengan kita menghargai melalui proses yang demikian, maka apresiasi kita terhadap seni tari tersebut dapat kita katakan baik atau tinggi. Proses penghargaan atau apresiasi yang demikian inilah yang kita namakan pembelajaran tari melalui pendekatan apresiasi. Gerak selanjutnya adalah pendekatan kreasi. Kreasi ini berangkat dari hasil apresiasi. Melalui apresiasi yang baik, akhirnya akan tumbuh ide dan konsep. Apresiasi terhadap tari berbagai genre sebagaimana yang digunakan sebagai bahan ajar di sekolah akan menunbuhkan ide baru berkait tari kreasi yang masing-masing siswa bisa tumbuh ide yang berbeda-beda. Berangkat dari ide dan konsep, akan menuju pada penuangan ide dan gerak. Penuangan ide akan berdasar pada konsep yang ada pada masing-masing mahasiswa. Selain ide dan konsep yang masing-masing mahasiswa pasti berbeda, akan lebih berbeda lagi pada penuangan ide dan konsep. Sekalipun ide dan konsep misalnya sama, penuangannya pun pasti berbeda. Penuangan ide dan konsep di sini dalam kaitannya bagaimana ide dan konsep itu diwujudkan dalam bentuk tarian. Berpijak dari penuangan ide dan konsep akan berkait erat dengan kemampuan masing-masing mahasiswa dalam menghubung-hubungkan apa-apa yang ada dibenak berkait ide dan konsep mereka. Menghubungkan setiap ide dengan konsep yang berbeda akan menghasilkan ragam gerak yang berbeda. Ide tertentu yang sama serta konsep tertentu yang sama tidak akan Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 7 menjadikan gerakan tari yang dimunculkan oleh anak akan sama. Apalagi jika ide dan konsepnya berbeda tentu akan menghasilkan gerak tari yang sangat berbeda. Bergerak dari kemampuan menghubung-hubungkan apa yang ada dibenak berkait dengan ide dan konsep akan menumbuhkan jalinan ide, konsep, dan menghubung-hubungkan untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Di sinilah akan muncul berbagai macam gerakan yang terangkai yang dapat menggambarkan segala sesuatu yang ada dibenak anak berkait dengan ide dan konsepnya. Oleh karena itu dalam berkreasi tari setiap anak akan menghasilkan jenis tarian yang berbeda sekalipun yang digambarkan atau tema tarian yang digunakan untuk berangkat menciptakan tari itu sama. Berangkat dari menghubung-hubungkan apa yang ada dibenak berkait dengan ide dan konsep akan menumbuhkan jalinan ide, konsep, dan menghubung-hubungkan untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Setiap anak manusia diberi kemampuan untuk mencipta, karena mencipta bukanlah semuanya berarti baru. Melalui hal ini terjadilah penciptaan yang dalam konteks pendidikan, proses seperti ini kita namakan pendidikan kreativitas. Jelasnya telah menghasilkan produk baru melalui pendekatan apresiasi dan kreasi. Motivasi mahasiswa terhadap kegiatan seni perlu digali dan dikembangkan dengan mengolah kemampuan kreatif mereka dengan melalui kegiatan berapresiasi seni, baik melihat rekaman video maupun dengan cara melihat langsung pertunjukan seni. Dengan demikian, mahasiswa akan lebih banyak berpengalaman yang pada akhimya akan membawa dampak yang positif pada proses pembelajaran seni tari di kelas. D. Kesimpulan dan Saran Motivasi mengacu pada suatu proses diinisiasikannya dan dipertahankannya aktifitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan. Motivasi mempengaruhi semua aktifitas kelas, karena motivasi dapat mempengaruhi pembelajaran prilaku baru dan kinerja prilaku serta pembelajaran dan berbagai tindakan diri dapat mempengaruhi motivasi melaksanakan tugas berikutnya. Pembangunan motivasi haruslah disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Bila mengarah pada kegiatan apresiasi maka motivasi harus dibangun atas dasar pemahaman apresiasi dalam sebuah tampilan atau pertunjukkan seni. Apresiasi dan kreasi untuk mahasiswa dapat dilakukan utamanya melalui pemahaman konsep apresiasi dan kreasi terlebih dahulu. Setelah konsep apresiasi dan kreasi dapat dipahami, barulah proses apresiasi dan kreasi tersebut dapat diterapkan pada pembelajaran. Sehubungan dengan itu dapat diketahui langkah pembelajaran melalui pendekatan apresiasi dan kreasi. Langkah pembelajaran apresiasi dapat melalui, pengenalan/ penikmatan, pemahaman materi, penghayatan, dan evaluasi. Langkah pembelajaran kreasi dapat dilakukan melalui, mengembangkan ide dan konsep yang didapat dari hasil apresiasi, penuangan ide dan konsep, kemampuan menghubungkan ide dan konsep, membuat jalinan ide dan konsep serta menghubungkannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru, hasil berupa produk baru. Daftar Rujukan Aminudin, Dostia. 1987. Pengantar Apresiasi. Bandung CV. Sinar Baru Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. BinaAksara . Barnadib, Imam. 1979. Pendidikan dan Pengajaran serta Pengembangan Pendidikan Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 8 Sekolah Guru SPG. Yogyakarta Percetakan Suding. Depdikbud. 1993. Kurikulum Sekolah Menengah Umum. Jakarta. Hidajat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang Banjar Seni Gantar Gumelar. Sardiman, 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Rajawali Press. Santrock, John, W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta Kencana Prenada Media Group. Schunk, Dale, H. 2012. Motivasi dalam Pendidikan Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Jakarta PT Indeks. Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta PT. BinaAksara. Sofyan, Henninarto, dkk. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam Penelitian. Gorontalo Nurul Jannah. Imaji, VolA, N Riwayat Penulis Hayani Wulandari adalah dosen UPI Kampus Purwakarta, menyandang gelar Magister Pendidikan dalam bidang Pendidikan Seni Tari yang didapatkannya setelah menyelesaikan S-2 di UPI, dan gelar sarjananya didapat dari UPI dalam bidang Seni Tari. Alamat yang dapat dihubungi UPI Kampus Purwakarta Jl. Veteran Nomor 8. Email ... The usage of WhatsApp application as a communication medium between students, fellow classmates, and also between lecturers and student groups can also increase the student learning outcomes Susilawati & Supriyatno, 2020. Wulandari 2016 also agreed that an important factor for successful learning, including in online learning environment, is to reconsider learning motivation in learning environments that use technology. Ninjo 2011 said that this reason is important for researchers in the world of education to examine in depth on students" motivation in online learning, especially learning activities that are carried out during the pandemic of COVID-19 . ...The global pandemic COVID-19 has hit the world tremendously and shifted all normal daily routines to a new way of living. Education and knowledge sharing has now been held virtually to prevent the spread of this life-threatening virus. Hence, students nowadays have to cope with so many changes in the execution of their courses and assignments. Aside from this challenge, lectures now have to be conducted strictly online and the lecturers can no longer physically be with them to teach face-to-face as per previous practice. Therefore, this study aims to explain the motivational conditions of students when using various media in ODL. The survey has been distributed to 174 numbers of students from one of the Higher Learning Institutions in East Peninsular Malaysia. The result showed that even students who are in worry, restless and wanted everything to be ended immediately, still try their best to perform and to gain knowledge through any medium that they can to perform their best.... Selain itu, aspek motivasi bagi siswa lebih dimaknai sebagai salah satu faktor yang mampu mendorong siswa agar memiliki keinginan untuk belajar Emda, 2018;Ricardo & Meilani, 2017;Umam, 2019. Dalam pembelajaran tari pun aspek motivasi diperlukan oleh guru dan siswa agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien, terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa Aisyah, 2014;Hera, 2018;Wulandari, 2006. ...Yoyoh Siti Mariyah Agus BudimanHeny RohayaniWinda Dewi AudinaThis study aims to see the influence of audio-visual media in dance learning to increase the learning motivation of class VII-A students at SMPN 1 Mangunjaya. The research method used is the pre-experimental method with the design of The One Group Pretest-Posttest. Data collection techniques using observation techniques, literature studies, interviews and documentation studies. The results showed that there was no significant effect of audio-visual media in increasing the motivation of class VII-A students at SMPN 1 Mangunjaya, seen from the analysis results showed that the t value was and the t value was 2,600Ë‚ t table the results of this analysis showed that dance learning with the application of audio-visual media has no effect in increasing student learning motivation, so the hypothesis decision is that it can be concluded that H1 does not have a significant effect on the variable X1 on Y. Accepting H1 or which means there is no significant difference between the pretest and posttest scores. The conclusion is that the audio-visual media applied in dance learning does not have a significant effect on increasing the motivation of class VII-A students at SMPN 1 MangunjayaKurikulum Sekolah Menengah UmumDepdikbudDepdikbud. 1993. Kurikulum Sekolah Menengah Umum. Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang Banjar Seni Gantar GumelarRobby HidajatHidajat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang Banjar Seni Gantar dan Motivasi Belajar MengajarA M SardimanSardiman, 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Rajawali Pendidikan. Jakarta Kencana Prenada Media GroupJohn SantrockSantrock, John, W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta Kencana Prenada Media dalam Pendidikan Teori, Penelitian, dan AplikasiDale SchunkSchunk, Dale, H. 2012. Motivasi dalam Pendidikan Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Jakarta PT dan Faktorfaktor yang MempengaruhinyaSlametoSlameto. 1988. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta PT. Motivasi dan Aplikasinya dalam PenelitianHenninarto SofyanSofyan, Henninarto, dkk. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam Penelitian. Gorontalo Nurul Jannah. Imaji, VolA, N
Apresiasi merupakan kegiatan mengamati dan menilai atau menghargai suatu karya tari. Ada banyak hal yang dapat diapresiasi dari sebuah karya tari misalnya funsi, jenis, dan bentuk karya tari. Selain itu juga ada keunikan gerak, busana, iringan, dan perlengkapan karya tari yang lain. Apresiasi tari mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengalaman estetis yang didasari pengalaman si pengamat dalam kesanggupan menerima karya seni yang terarah dan bertujuan didapat dari seni murni atau seni pakai. Untuk mengembangkan daya apresiasi seni tari kita dapat memanfaatkan sumber belajar baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan sumber belajar secara langsung untuk menambah daya apresiasi seni tari,misalnya melihat secara langsung pertunjukan-pertunjukan atau pergelaran-pergelaran tari,mengadakan kunjungan ke sanggar-sanggar tari atau kunjungan ke para seniaman tari. Pemanfaatan sumber belajar secara tidak langsung untuk menambahkan daya apresiasi seni tari,misalnya melalui menonton TV, film,gambar atau foto tari. Fungsi dari apresiasi tari yaitu memberikan penghargaan, penikmatan, penilaian terhadap seni tari atau kesadaran terhadap seni tari. Penilaian fungsinya untuk mencari nilai-nilai seni tari,memahami isi dan pesan serta mengadakan perbandingan-perbandingan sehingga mendapatkan kesimpulan. Dalam proses apresiasi karya seni akan menimbulkan rasa puas,kecewa,senang dan lain sebagainya kepada penikmat. 1. Tari Seudati Tari Seudati merupakan pertunjukkan tari secara kelompok yang berasal dari Aceh. Tari Seudati bernuansa islami karena pengaruh dari kebudayaan Arab. Ada dua macam tari Seudati yaitu tari Seudati Agam dan tari Seudati Inong. Seudati Agam ditarikan oleh penari putra sedangkan Seudati Inong ditarikan oleh penari putri. Dalam pertunjukkan tari Seudati, tari Seudati tidak memerlukan iringan dari alat musik. Iringan tari Seudati berupa nyanyian yang dilantunkan oleh dua orang. Dua orang tersebut disebut anak syahi. Tari Seudati sangat dinamis, gerak tari seudati memiliki ciri-ciri sebagai berikut Langkah naju mundur. Langkah ke samping kiri dan kanan. Lari dengan angkat kaki tinggi. Semua gerak tersebut dilakukan secara cepat, hal ini yang membuat tari Seudati menarik. Ciri lain tari Seudati yang membuatnya lebih menarik adalah Tepukan dada yang menimbulkan suara keras dan dalam, dan Jentikan jari bersuara lembut yang setiap kali dilakukan oleh penarinya. Busana penari seudati antara lain terdiri dari Celana panjang, baju lengan panjang, sarung, selendang kecil, sebilah senjata khas Aceh yang disebut rencong, dan ikat kepala khas Aceh yang disebut tengkuluk 2. Tari Saman Tari Saman merupakan tari kelompok yang bersal dari Aceh sama dengan tari Seudati. Penari dapat berjumlah delapan atau lebih. Tari Saman disajikan dalam posisi duduk. Pola lantainya beberntuk garis lurus horisontal. Dalam melakukan derak tari para penari dipandu oleh seorang pemimpin. Gerak tari saman sangat sederhana, derakanya hanya erupa tolehan kepala dan permaianan gerak tangan. Kedua tangan ditepukan pada bagian badan dan dihempaskan ke berbagai arah. Pergantian gerak dilakukan secara serempak, selang-seling, dan kadang bergantian. Tari Saman tidak diiringi dengan musik, iringannya hanya berupa nyanyian dan suara tepukan para penari. Para penari bergerak dengan tempo yang sangat cepat. Gerakan inilah yang membuat kagum penonton. 3. Tari Serampang Dua Belas Tari Serampang Dua Belas merupakan bentuk tari berpasangan yang ditarikan oleh penari putra dan putri. Tari Serampang Dua Belas berasal dari Sumatera Utara. Tari ini menggambarkan hubungan muda-mudi yang menjalin cinta kasih. Serampang Dua Belas sesuai dengan nama lagu yang mengiringi tarian tersebut. Alat musik yang dimainkan antara lain biola, akordon, gendang, dan gong. Busana yang dikenakan penari putra antara lain baju cekak musang, kain dan peci. Sedangkan baju yang dikenakan penari putri yaitu kebaya labuh, kain sarung songket, dan selendang. 4. Tari Zapin Tari Zapin berasal dari provinsi Riau. Tari Zapin dapat ditarikan secara tunggal maupun berpasangan. Bentuk tari Zapin erat sekali dengan kaidah-kaidah keislaman. Gerak tari Zapin mengandalkan permainan langkah kaki. Posisi kaki selalu menutup dan tidak merendah. Posisi badan selalu bergerak seperti ombak mengalun di pantai. Sikap atau posisi lengan pada umumnya tertutup. Lengan kanan dan kiri selalu berada di bawah bahu. Sebaliknya jarak antara pergelangan tangan dengan badan hanya satu kepal. Musik yang mengiringi terdiri atas beberapa alat musik, diantaranya gambus, marwas, biola, gendang gong, dan akordion. Tari Xapin juga diiringi dengan pantun dan lagu-lagu berbahasa Arab. Busana yang dipakai penari sangat khas. Penari putri mengenakan kebaya labuh atau baju panjang, kain sampin dan selendang. Rambut disisir dalam bentuk sanggul yang dihias bunga dan sunting emas. Sedangkan penari pria mengenakan busana cekak musang, kain tanjak, dan penutup kepala. 5. Tari Golek Tari golek merupakan bentuk tari tunggal. Namun tidak menutup kemungkinan tari golek ditarikan secara berkelompok. Tari golek berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Tari ini menggambarkan seorang gadis yang sedang berhias. Gerak tari golek merupakan gerak tari putri gaya Yogyakarta. Setiap gerak mempunyai nama dan arti tertentu. Gerak tari Trap Jamang mempunyai arti gadis yang sedang membenahi tutup kepala. Miwir rikmo berari gadis yang sedang menyisir rambut. Gerak tari golek dilakukan secara halus, tetapi juga lincah. Iringan pada tari golek menggunakan gamelan jawa, yang dimainkan oleh beberapa orang. Alat musik tersebut antara lain kendang, saron, bonang, kenong, dan gong. Busana tari Golek banyak macamnya, ada kain, baju, stagen, sampur, jamang, sinyong, dan slepe. Aksesorisnya berupa kalung, gelang, subang, dan cunduk menthul. Sampur tidak hanya digunakan sebagai busana, sampur juga digunakan sebagai alat menari. Pertumbuhan jiwa seni pada setiap anak berbeda, tergantung lingkungan yang kondusif dan dan peran orang tua. Pengaruh tersebut menyebabkan jiwa seni yang dimiliki oleh setiap orang berbeda-beda intensitas dan kualitasnya. Dengan demikian proses kreatif akan terjadi bila kegiatan pembelajarannya dikondisikan dalam aktivitas kerja sama serta memiliki keberanian didalam merefleksikan sikap dalam bentuk kreativitas tari.
DAFTAR ISI 1. Hasil apresiasi tari dapat menghasilkan Hasil apresiasi tari dapat menghasilkan a. Sesuatu produk yang inovatif dan kreatif. b. Mendapatkan pengalaman, wawasan dan kekaguman terhadap karya seni tari c. Menimbulkan rasa percaya diri dan status sosial yang tinggi karena dapat menilai karya seni tari d. Kebosanan, kejenuhan dan ketidaktertarikan terhadap karya seni tari KUNCI JAWABAN a. Sesuatu produk yang inovatif dan kreatif
hasil apresiasi tari dapat menghasilkan